ZMedia Purwodadi

Harapan Baru Warga Pesisir Eretan, Pemprov Jabar dan Pemkab Indramayu Mulai Realisasikan Relokasi Terdampak Banjir Rob

Table of Contents
Setelah puluhan tahun hidup dalam ancaman banjir rob, warga pesisir Eretan, Kabupaten Indramayu, mulai melihat harapan baru. Pemerintah Kabupaten Indramayu bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggagas rencana relokasi dan penataan kawasan sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi dampak banjir rob yang kerap melanda wilayah tersebut.

Sebagai langkah awal, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyalurkan Bantuan Tidak Terduga (BTT) kepada warga terdampak di Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon, dan Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur. Bantuan tersebut diperuntukkan bagi proses relokasi rumah warga yang selama ini berada di kawasan rawan rob.



Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM, didampingi Bupati Indramayu Lucky Hakim, turun langsung menemui warga Desa Eretan Wetan. Dalam kunjungannya, KDM menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menghadirkan hunian yang lebih aman dan layak bagi masyarakat pesisir yang selama puluhan tahun tinggal di bantaran sungai dan wilayah rawan banjir rob.

“Sudah puluhan tahun tinggal di sini. Tahun depan kita siapkan rumahnya, yang penting sekarang pindah terlebih dahulu. Maksimal bulan Maret sudah mulai proses relokasi,” ujar KDM saat kunjungan ke Kantor Kecamatan Kandanghaur, Kamis (18/12/2025).

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggagas pembangunan Kampung Nelayan Eretan yang direncanakan menjadi kawasan percontohan relokasi bagi 207 kepala keluarga. Sementara itu, sekitar 1.000 keluarga lainnya direncanakan menempati hunian vertikal berupa rumah susun atau apartemen. Lahan relokasi disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu, dengan dukungan pembangunan rumah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar warga dapat tinggal di kawasan yang aman dan layak.

Sementara itu, Bupati Indramayu Lucky Hakim menjelaskan bahwa penanganan banjir rob di kawasan Eretan dilakukan secara bertahap melalui sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat. Ia mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Indramayu telah mengajukan penanganan rob kepada pemerintah provinsi dan pusat sejak beberapa bulan lalu.

“Pemerintah pusat telah menyetujui pembangunan tanggul penahan ombak dengan anggaran sekitar Rp500 miliar. Selain itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) juga akan melakukan pengerukan sungai dan penguatan tanggul agar air tidak meluap,” jelas Lucky Hakim.

Bupati Lucky menambahkan, dari sekitar 3.000 rumah yang terdampak banjir rob, sebanyak 90 unit telah dibangun oleh Kementerian Sosial di atas lahan milik pemerintah daerah. Ke depan, akan disiapkan tambahan sekitar 200 unit rumah, termasuk melalui skema hunian rumah susun. Pemerintah daerah juga merencanakan kawasan relokasi yang lebih layak dengan dukungan ruang terbuka hijau, taman bermain, serta ruang UMKM untuk meningkatkan kualitas hidup warga setelah relokasi.

“Relokasi dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun. Sambil berjalan, kita akan meninggikan jalan, memperkuat tanggul, dan memindahkan warga yang bersedia. Targetnya relokasi tidak jauh dari lokasi awal, maksimal dua kilometer,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik, menjelaskan bahwa pola penanganan banjir rob di kawasan Eretan merupakan replikasi dari program serupa yang telah diterapkan di Karawang dan Bandung. Pada tahap awal, relokasi sementara diberikan kepada 207 kepala keluarga, dengan peluang penambahan sesuai prioritas dan kesiapan lahan.

“Warga diberi waktu sekitar dua minggu untuk melakukan relokasi. Jika ingin membangun secara mandiri, material lama boleh dimanfaatkan. Bantuan diberikan secara merata sebesar Rp10 juta per KPM,” tuturnya.

Dari sisi warga, Satirah, warga Blok Karang Menyan, Desa Eretan Wetan, mengaku memiliki perasaan campur aduk atas rencana relokasi tersebut. Meski bersyukur atas bantuan yang diterima, ia masih menyimpan kekhawatiran terkait kepastian waktu dan lokasi relokasi.

“Kami senang tetapi juga sedih. Belum tahu kapan dan di mana relokasinya. Kami nelayan, jadi harapannya jangan jauh dari Eretan. Sekarang masih tinggal di rumah yang kebanjiran sambil menunggu proses pindah,” ucapnya.

Pemerintah berharap program relokasi dan penataan kawasan ini dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk mengurangi risiko banjir rob sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir Eretan di masa mendatang.