Warga Desa Eretan Indramayu Akan Direlokasi, Harapan Baru Usai Puluhan Tahun Dilanda Banjir
Table of Contents
Setelah puluhan tahun hidup dalam ancaman banjir, warga Desa Eretan, Kabupaten Indramayu, akhirnya mendapat harapan baru. Permukiman yang selama ini kerap terendam banjir akibat luapan Sungai Cila Lanang dari darat serta banjir rob dari laut, akan direlokasi ke lokasi yang lebih aman.
Banjir di wilayah pesisir tersebut bukanlah peristiwa baru. Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menyebut kondisi tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun, sehingga warga harus menjalani kehidupan sehari-hari dengan rasa khawatir dan ketidakpastian.
“Biasanya kebanjiran, sudah puluhan tahun,” ujar Lucky Hakim saat berdialog langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Relokasi Dibersamai Normalisasi Sungai
Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi memastikan Sungai Cila Lanang akan segera dinormalisasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Normalisasi ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi sungai agar aliran air dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
Agar proses normalisasi berjalan optimal dan warga tidak terus berada di wilayah rawan banjir, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil langkah relokasi permukiman warga.
Sebagai bentuk perhatian, pemerintah memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp10 juta per keluarga untuk keperluan pindah sementara. Warga dipersilakan menempati rumah kerabat atau keluarga, yang terpenting berada di lokasi yang terbebas dari banjir.
Lahan Relokasi Disiapkan, Rumah Permanen Akan Dibangun
Pemerintah Kabupaten Indramayu telah menyiapkan lahan untuk relokasi warga terdampak. Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen membantu pembangunan rumah permanen di lokasi baru tersebut.
“Tanahnya sudah ada. Mudah-mudahan tahun depan mereka sudah punya rumah masing-masing tanpa kebanjiran,” ujar Kang Dedi Mulyadi saat berdialog dengan warga.
Dengan relokasi ini, diharapkan Sungai Cila Lanang dapat dinormalisasi secara menyeluruh, sementara masyarakat dapat tinggal di lingkungan yang lebih aman dan layak.
Mengakhiri Siklus “Watir” Warga Pesisir
Relokasi ini juga diharapkan mampu mengakhiri kondisi yang oleh warga setempat disebut sebagai “watir”, istilah lokal yang menggambarkan perasaan sedih, khawatir, dan hidup dalam ketidakpastian akibat banjir yang terus berulang.
Langkah terpadu yang meliputi normalisasi sungai, bantuan langsung tunai, penyediaan lahan relokasi, serta pembangunan rumah permanen ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang, bukan sekadar penanganan sementara.
Melalui program tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menegaskan komitmennya untuk melindungi masyarakat dari bencana, memulihkan rasa aman, serta memastikan warga pesisir Indramayu dapat hidup lebih sejahtera tanpa bayang-bayang banjir.